Pengaruh jumlah tanaman per
lubang dan sistem tanam jajar legowo pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai
UmiMasykuroh, (2008) Pengaruh jumlah tanaman per
lubang dan sistem tanam jajar legowo pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai
(Glycine max L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Indonesian
Abstract
Kedelai
merupakan salah satu komoditas penting setelah padi dan jagung. Tanaman ini
selain digunakan sebagai bahan makanan bagi manusia dan ternak, juga sebagai
bahan baku industri. Kedelai yang di konsumsi oleh manusia adalah biji kedelai
yang diolah menjadi berbagai jenis makanan, misalnya tahu, tempe, tauco, kecap
dan susu kedelai. Sedangkan kedelai yang digunakan untuk pakan ternak adalah
limbah dari sisa proses pengolahan kedelai, misalnya ampas tempe dan ampas
kecap yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan (konsentrat) untuk
ternak. Kebutuhan konsumsi kedelai di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya
sejalan dengan pertumbuhan penduduk, industri serta pakan ternak. Kebutuhan kedelai
yang terus meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi dalam
negeri, sehingga menyebabkan impor kedelai terus meningkat dari tahun ketahun.
Tingginya tingkat permintaan terhadap kedelai belum dapat terpenuhi sebagai
akibat masih rendahnya tingkat produktivitas dari tanaman kedelai itu sendiri,
baik yang disebabkan oleh makin sempitnya luas areal maupun belum diterapkan
manipulasi agronomik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil per satuan luas
lahan dan waktu. Oleh karena itu, agar diperoleh hasil yang maksimal pada
kondisi lahan pertanian yang makin berkurang tersebut, maka diperlukan sistem
pengaturan tanaman yang mengacu pada optimalisasi pemanfaatan lahan maupun
tanaman yang dapat dilakukan melalui pengaturan jumlah tanaman per lubang dan
penanaman dengan sistem tanam jajar legowo. Penelitian ini bertujuan untuk
1). Mempelajari
pengaruh jumlah tanaman per lubang dan sistem tanam jajar legowo pada pertumbuhan
dan hasil tanaman kedelai;
2) . Menentukan jumlah tanaman per lubang yang tepat
sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang tinggi;
3) . Menentukan sistem tanam jajar legowo yang sesuai
sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil kedelai yang tinggi. Sedangkan
hipotesis yang diajukan ialah
1). Dengan
penanaman 2 tanaman per lubang yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar
legowo 2:1 akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang paling
tinggi;
2). Penanaman dua tanaman per lubang akan
diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang paling tinggi;
3). Penggunaan
sistem tanam jajar legowo 2:1 akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman
kedelai yang paling tinggi. Penelitian telah dilaksanakan di Kelurahan
sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kotamadya Malang pada bulan Mei hingga Agustus
2007. Alat yang digunakan ialah cangkul, meteran, gembor, oven, leaf area meter
(LAM) dan lightmeter. Sedangkan bahan yang digunakan ialah kedelai varietas
Anjasmoro, Urea, SP-36, KCL. Menggunakan Rancangan Petak Terbagi dan diulang 3
kali. Sistem tanam di tempatkan sebagai petak utama yang terdiri dari 4 macam,
yaitu
S 0 : Tegel;
S1 : Jajar legowo 2:1;
S2 : Jajar legowo 3:1;
S3 : Jajar legowo 4:1.
Sedangkan
perlakuan jumlah tanaman per lubang ditempatkan sebagai anak petak dan terdiri dari
2 macam, yaitu
P 1 : 1
tanaman/lubang; P2 : 2 tanaman/lubang. Pengamatan dilakukan secara destruktif
dengan cara mengambil
2 tanaman
contoh untuk setiap kombinasi perlakuan pada saat tanaman berumur 15, 30, 45,
60 hst dan pada saat panen yang meliputi komponen pertumbuhan dan komponen
hasil. Komponen pertumbuhan meliputi :
1.
Tinggi tanaman,
2.
jumlah daun,
3.
luas daun, jumlah cabang,
4.
dan bobot kering total tanaman.
Sedangkan
komponen hasil meliputi :
1.
jumlah polong
total/tanaman,
2.
bobot polong total/tanaman,
3.
jumlah polong hampa/tanaman,
4.
bobot polong hampa/tanaman,
5.
bobot kering biji/tanaman,
6.
bobot 100 biji, dan
7.
hasil biji per hektar.
Analisis
pertumbuhan tanaman meliputi :
1.
Indeks luas daun (ILD),
2.
laju pertumbuhan relative (LPR), dan
3.
indeks panen
(IP).
Sedangkan
untuk pengamatan lingkungan meliputi pengamatan terhadap intensitas cahaya
matahari. Data hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan analisis ragam
(uji F) pada taraf 5 % dan apabila terdapat pengaruh atau interaksi nyata maka
dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi nyata antara kedua perlakuan,
sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara terpisah menggunakan sistem tanam
maupun jumlah tanaman per lubang.
1.
Tanaman yang ditanam dengan 2 tanaman per lubang
memberikan hasil panen tertinggi sebesar 2,92 t ha-1.
2.
Sedangkan untuk tanaman yang ditanam dengan sistem
tanam jajar legowo 2:1, 3:1, dan 4:1 memberikan hasil per ha yang tidak berbeda
nyata yaitu, masing-masing sebesar 2,32 t ha-1, 2,48 t ha-1 dan 2,58 t ha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berikan Komentarnya Brooooo...?