SELAMAT DATANG di BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) KEC. DOMPU KAB. DOMPU (bppdompu2019@gmail.com)

Kamis, 26 Maret 2020

SISTIM TANAM JAJAR LAGOWO KEDELAI



Pengaruh jumlah tanaman per lubang dan sistem tanam jajar legowo pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai
UmiMasykuroh, (2008) Pengaruh jumlah tanaman per lubang dan sistem tanam jajar legowo pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Indonesian Abstract
Kedelai merupakan salah satu komoditas penting setelah padi dan jagung. Tanaman ini selain digunakan sebagai bahan makanan bagi manusia dan ternak, juga sebagai bahan baku industri. Kedelai yang di konsumsi oleh manusia adalah biji kedelai yang diolah menjadi berbagai jenis makanan, misalnya tahu, tempe, tauco, kecap dan susu kedelai. Sedangkan kedelai yang digunakan untuk pakan ternak adalah limbah dari sisa proses pengolahan kedelai, misalnya ampas tempe dan ampas kecap yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan (konsentrat) untuk ternak. Kebutuhan konsumsi kedelai di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk, industri serta pakan ternak. Kebutuhan kedelai yang terus meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi dalam negeri, sehingga menyebabkan impor kedelai terus meningkat dari tahun ketahun. Tingginya tingkat permintaan terhadap kedelai belum dapat terpenuhi sebagai akibat masih rendahnya tingkat produktivitas dari tanaman kedelai itu sendiri, baik yang disebabkan oleh makin sempitnya luas areal maupun belum diterapkan manipulasi agronomik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil per satuan luas lahan dan waktu. Oleh karena itu, agar diperoleh hasil yang maksimal pada kondisi lahan pertanian yang makin berkurang tersebut, maka diperlukan sistem pengaturan tanaman yang mengacu pada optimalisasi pemanfaatan lahan maupun tanaman yang dapat dilakukan melalui pengaturan jumlah tanaman per lubang dan penanaman dengan sistem tanam jajar legowo. Penelitian ini bertujuan untuk
1).  Mempelajari pengaruh jumlah tanaman per lubang dan sistem tanam jajar legowo pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai;
2) . Menentukan jumlah tanaman per lubang yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang tinggi;
3) . Menentukan sistem tanam jajar legowo yang sesuai sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil kedelai yang tinggi. Sedangkan hipotesis yang diajukan ialah
1).  Dengan penanaman 2 tanaman per lubang yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang paling tinggi;
 2).  Penanaman dua tanaman per lubang akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang paling tinggi;
3).  Penggunaan sistem tanam jajar legowo 2:1 akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang paling tinggi. Penelitian telah dilaksanakan di Kelurahan sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kotamadya Malang pada bulan Mei hingga Agustus 2007. Alat yang digunakan ialah cangkul, meteran, gembor, oven, leaf area meter (LAM) dan lightmeter. Sedangkan bahan yang digunakan ialah kedelai varietas Anjasmoro, Urea, SP-36, KCL. Menggunakan Rancangan Petak Terbagi dan diulang 3 kali. Sistem tanam di tempatkan sebagai petak utama yang terdiri dari 4 macam, yaitu
S 0 : Tegel;
S1 : Jajar legowo 2:1;
S2 : Jajar legowo 3:1;
S3 : Jajar legowo 4:1.
Sedangkan perlakuan jumlah tanaman per lubang ditempatkan sebagai anak petak dan terdiri dari 2 macam, yaitu
P 1 : 1 tanaman/lubang; P2 : 2 tanaman/lubang. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan cara mengambil
2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan pada saat tanaman berumur 15, 30, 45, 60 hst dan pada saat panen yang meliputi komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Komponen pertumbuhan meliputi :
1.      Tinggi tanaman,
2.      jumlah daun,
3.      luas daun, jumlah cabang,
4.      dan bobot kering total tanaman.
Sedangkan komponen hasil meliputi :
1.       jumlah polong total/tanaman,
2.      bobot polong total/tanaman,
3.      jumlah polong hampa/tanaman,
4.      bobot polong hampa/tanaman,
5.      bobot kering biji/tanaman,
6.      bobot 100 biji, dan
7.      hasil biji per hektar.

Analisis pertumbuhan tanaman meliputi :
1.      Indeks luas daun (ILD),
2.      laju pertumbuhan relative (LPR), dan
3.       indeks panen (IP).
Sedangkan untuk pengamatan lingkungan meliputi pengamatan terhadap intensitas cahaya matahari. Data hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5 % dan apabila terdapat pengaruh atau interaksi nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi nyata antara kedua perlakuan, sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara terpisah menggunakan sistem tanam maupun jumlah tanaman per lubang.
1.      Tanaman yang ditanam dengan 2 tanaman per lubang memberikan hasil panen tertinggi sebesar 2,92 t ha-1.
2.      Sedangkan untuk tanaman yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo 2:1, 3:1, dan 4:1 memberikan hasil per ha yang tidak berbeda nyata yaitu, masing-masing sebesar 2,32 t ha-1, 2,48 t ha-1 dan 2,58 t ha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Berikan Komentarnya Brooooo...?